Dalam kajian termodinamika, reaksi kimia dianggap sempurna jika tidak ada perubahan komposisi dan zat hasil reaksi dapat kembali pada suhu semula (biasanya pada suhu kamar). Jumlah total kalor yang diserap atau dilepaskan selama reaksi berlangsung dan mengembalikan zat pada suhu semula dinamakan kalor reaksi. Jika reaksi terjadi pada tekanan tetap, kalor reaksi dinyatakan sebagai perubahan entalpi (ΔH) yang nilainya tergantung dari jenis pereaksi, kuantitas pereaksi, dan suhu. Oleh sebab itu perubahan entalpi harus dinyatakan dalam satuan jumlah kalor per kuantitas zat dan suhu reaksi.
Suatu reaksi kimia melibatkan pemutusan dan pembentukan ikatan kimia. Pemutusan ikatan kimia menyebabkan zat-zat pereaksi terpisah menjadi atom-atom penyusunnya. Atom-atom ini akan disusun ulang dan bergabung kembali membentuk ikatan kimia dalam zat-zat produk reaksinya. Pemutusan suatu ikatan memerlukan energi. Sebaliknya, suatu pembentukan ikatan akan melepaskan sejumlah energi. Energi yang terkait dengan pemutusan atau pembentukan ikatan kimia ini disebut energi ikatan.
Energi ikatan dibedakan menjadi energi disosiasi untuk senyawa molekul, dan energi kisi untuk senyawa ion. Energi disosiasi (D) terkait dengan energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan senyawa molekul/kovalen. Sedangkan energi kisi terkait dengan energi yang dilepas untuk pembentukan ikatan senyawa ion. Pada bahasan berikutknya lebih difokuskan pada energi disosiasi.
Seperti yang dijelaskan di atas, reaksi kimia akan melibatkan energi untuk pemutusan ikatan antar atom pereaksi dan pembentukan ikatan antar atom produk reaksi. Selisih antara energi untuk pemutusan dan pembentukan ikatan ini adalah ∆H. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Simak contoh reaksi peruraian H2O (reaksi endoterm) dan pembentukan CH4 (reaksi eksoterm) berikut ini.
H2O dapat terurai menjadi gas H2 dan gas O2, dengan bantuan energi yang diperoleh dari arus listrik.
Gambar 2. Diagram tingkat energi peruraian air
Ada 2 tahapan dalam reaksi seperti yang ditunjukkan pada diagram entalpi pada gambar 2:
Dari diagram, terlihat bahwa ∑ (energi ikatan pereaksi) < ∑ (energi ikatan produk reaksi). Dengan menggunakan rumus ∆H di atas, maka diperoleh ∆H reaksi adalah positif (+) atau reaksi bersifat endoterm.
Reaksi pembakaran CH4 dengan O2, dihasilkan gas CO2 dan gas H2O. raeksinya adalah sebagai berikut:
Ada 2 tahapan dalam reaksi seperti yang ditunjukkan pada diagram entalpi pada gambar 4:
Dari diagram, terlihat bahwa ∑ (energi ikatan pereaksi) > ∑ (energi ikatan produk reaksi). Dengan menggunakan rumus ∆H di atas, maka diperoleh ∆Hreaksi adalah negatif (-) atau reaksi bersifat eksoterm.
Secara umum, hubungan antara ∆H reaksi dengan ∑ (energi ikatan pereaksi) dan ∑ (energi ikatan produk reaksi) untuk reaksi endoterm dan reaksi eksterm dapat dilihat pada gambar berikut.
View Comments
Beruntung banget bagi siswa atau guru jurusan kimia jika membaca tulisan Bapak yang sangat jelas dan detil. Kalau bagiku kayaknya nambah mumet...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
nice posting...jd mengingatkan aku di zaman sekolah..makasih
visit here,,visit me!
Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya :D
Blog yang sangat informatif, mendidik! Ulasan/artikel selalu ilmiah.
Btw, saya sudah follow #21 dengan nama: CahNdeso, dan juga telah lama menancapkan link "JEJARING KIMIA" dalam "my friends blogs"; adakah Anda sudi pula melakukan hal yang dengan saya?!
Maaf dan terima kasih.
Segera saya konfirmasi mas, terima kasih. :D
numpang menyimak yaa ~_~
Kunjungan gan
sensasional